12 Kontrak Hulu Migas Ditandatangani

JAKARTA -- Sebanyak 12 kontrak hulu migas, 3 kontrak Coal Bed Methane (CBM), 4 Gas Sales Agreement (GSA) dan 1 Head of Agreement (HoA) ditandatangani dalam pertemuan tahunan Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-33 di JCC.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan, 12 kontak hulu migas dan 3 kontrak CBM nilai investasinya sebesar 219,1 juta dolar AS dan menyerap hampir 2000 tenaga kerja.

"Sedangkan total bonus tanda tangan yang diterima oleh negara sebanyak 26,85 juta dolar AS. Untuk 4 GSA dan 1 HoA nilai proyeknya sebesar 1,156 juta dolar AS dengan kesempatan kerja untuk konstruksi dan operasi mencapai 1200 orang," katanya di Jakarta, Selasa, (5/5).

Dengan penandatangan kontrak-kontrak tersebut, terang Purnomo, wilayah kerja eksplorasi migas di Indonesia naik dari 107 menjadi 119. "Penandatangan ini juga merupakan bukti tingginya minat investor hulu migas untuk berinvestasi di Indonesia. Dari 60 cekungan hidrokarbon terdapat 16 cekungan menghasilkan produksi migas. Jadi, masih terdapat peluang besar bagi investor untuk menemukan lapangan migas," terangnya.

Industri hulu migas, ujar Purnomo, memang memiliki peran yang strategis bagi Indonesia. "Namun Indonesia memiliki tantangan yang tidak ringan dalam bidang hulu migas seperti penurunan produksi minyak secara alamiah pada tahun 1995, krisis keuangan dan transisi politik dalam negeri pada tahun 1997. Semua itu berpengaruh terhadap perkembang investasi bidang hulu migas," ujarnya.

Meski demikian, kata Purnomo, pemerintah terus berusaha meningkatkan produksi migas dengan cara lelang wilayah kerja eksplorasi migas baru, mengundang investor untuk melakukan eksplorasi dan pengembangan lapangan migas. "Penemuan migas di Blok Cepu dan Blok Tangguh juga mampu menahan penurunan laju produksi migas nasional," katanya.

Menurut Purnomo, terdapat tiga tantangan dalam bidang hulu migas yang harus dihadapi yakni, bagaimana menghadapi penurunan produksi migas alami, bagaimana mempercepat waktu eksplorasi untuk menghasilkan produksi migas, dan mempertahankan iklim investasi migas supaya investor tetap tertarik.

Selain sumber daya migas, lanjut Purnomo, Indonesia juga memiliki sumber daya CBM dan batu bara. Berdasarkan data ESDM, sumber daya CBM mencapai 453,3 Trilliun Cubic Feet (TCF) yang tersebar di 11 cekungan hidrokarbon. Sedangkan cadangan CBM mencapai 170,07 TCF yang terdiri dari cadangan terbukti sebesar 112,47 TCF dan cadangan potensial sebesar 57,60 TCF. Dengan demikian, ini akan menjadi peluang investasi penting di dalam pengelolaan SDA.

Pada kurun waktu 2004-2008, ujar Purnomo, penerimaan negara dari sektor migas tumbuh dari Rp 108 triliun menjadi Rp 304 triliun. "Secara umum kontribusi sektor ESDM bagi penerimaan negara tahun 2008 naik 55,2 persen dibandingkan penerimaan pada tahun 2007. Selain itu juga mendorong pertumbuhan perbanka nasional melalui transaksi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebesar 77,3 juta dolar AS," ujarnya. 

Sumber:

http://www.republika.co.id/berita/48447/12_Kontrak_Hulu_Migas_Ditandatangani

kamis, 7/5/2009, 1:38 PM