Energi Hitam garap proyek CBM di Blok Sekayu

JAKARTA: PT Energi Pasir Hitam Indonesia (Ephindo) pada tahun ini akan mulai menggarap proyek pengembangan gas metana batu bara (coal bed methane/CBM) pertama di Blok Sekayu, Musi Bunyuasin, Sumatra Selatan, dengan nilai investasi US$2,5 juta.

CBM merupakan salah satu bentuk energi baru terbarukan yang tersimpan dalam rekahan batu bara dan bisa digunakan langsung untuk keperluan industri ataupun sebagai gas rumah tangga. Pengembangan CBM di Blok Sekayu bekerja sama dengan PT Medco Energy.

Presiden Direktur Ephindo Sammy Hamzah mengatakan perusahaannya sedang melakukan pembicaraan dengan Medco Energy, terkait dengan masalah teknis pelaksanaan proyek itu.

"Kami optimistis pertengahan tahun ini sudah bisa dilakukan pengeboran, sehingga bisa berproduksi pada 2011 atau 2012," ujarnya kepada Bisnis, tadi malam.

Untuk seluruh Indonesia, potensi CBM diperkirakan mencapai 485 triliun kaki kubik, sedangkan potensi cadangan CBM di Blok Sekayu diperkirakan sekitar 500--600 km2 atau 60.000 ha.

Untuk tahap awal, lanjut dia, pengeboran CBM di Blok Sekayu akan dilakukan di dua sumur.

Dia mengatakan setelah potensi gas dan batu bara di wilayah itu dinilai cukup baik, akan dilanjutkan dengan tahap selanjutnya yakni tes produksi.

Menurut dia, jika tes produksi di atas sudah memenuhi syarat, baru bisa dilakukan eksploitasi atau pengembangan secara besar-besaran terhadap areal tersebut. Untuk eksploitasi ini, dana yang dikeluarkan mencapai US$250 juta, sedangkan produksi awal diperkirakan pada 2011 dengan target sekitar 5 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara dengan 800 barel per hari.

"Pengembangan CBM ini kan membutuhkan dana besar, waktu, dan teknologi tinggi. Kami baru bisa memprediksikan jumlah produksi sesungguhnya, jika benar-benar sudah jelas potensi cadangannya."

Proyek pengembangan

Mengenai pendanaan Sammy mengatakan bahwa perusahaan itu sudah menggandeng perbankan asing asal Kanada, sedangkan share pendapatan dari proyek pengembangan itu, lanjutnya, 50% untuk Ephindo dan 50% sisanya diserahkan kepada Medco Energy sebagai kontraktor.

Menurut dia, secara bisnis proyek pengembangan CBM cukup besar mengingat sudah banyak permintaan dari komsumen, baik domestik maupun luar negeri.

Dari teknologi pengeboran CBM dilakukan pada kedalaman 1.500-2.000 meter dari bawah permukaan bumi. Pengeborannya tidak membutuhkan waktu lama, tetapi karakteristik pengembangan CBM harus mengubah senyawa di dalam kandungan batubara untuk menjadi uap sehingga dapat digunakan sebagai energi.

Sebelumnya, pertengahan April 2009, Direktur Utama Ephindo Sammy Hamza mengatakan PT Ephindo menyiapkan investasi US$5 juta-7,5 juta untuk mengebor 10-15 sumur gas metana batu bara. Investasi sebesar itu, akan digunakan selama 2 tahun.

Sumber:

http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/pertambangan/1id116083.html

jumat, 15/5/2009, 10:26 AM