- Detail
- Dilihat: 1902
Panas bumi belum dimanfaatkan Indonesia secara maksimal. Padahal, energi ini ramah lingkungan.
Staf Ahli Teknologi dan Pembangunan berkelanjutan Kementerian Lingkungan Hidup, Dana Kartakusuma, menyatakan potensi panas bumi di Indonesia sebesar 33 gigawatt (GW). Dari angka itu baru 1 GW digunakan Indonesia.
- Detail
- Dilihat: 1909
Pasokan Batubara Bisa Meningkat 300 Ribu Ton
Surabaya - Dampak krisis finansial global yang terjadi di Indonesia sejak mulai bulan November tahun 2008 silam, diperkirakan tak akan berlangsung lama. Beberapa sektor industri sudah menunjukkan kondisi membaik.
Ketua DPC Khusus Organda Tanjung Perak, Freddy Kody Lamahayu mengatakan, salah satu indikator yang bisa dilihat untuk mengetahui membaiknya kondisi ekonomi adalah meningkatnya pasokan batubara ke beberapa industri di Jatim mulai bulan Maret lalu. "Arus angkutan barang di bulan Maret mulai meningkat sekitar 15 persen dibanding periode Januari - Februari yang sempat drop 50 persen," katanya.
- Detail
- Dilihat: 2061
Antam Pangkas Produksi Nikel Hingga 15 Persen
TEMPO Interaktif, Jakarta: PT Aneka Tambang, produsen logam mulia kedua terbesar di Indonesia, mengatakan produksi nikel besinya anjlok 15 persen ketimbang setahun lalu yang disebabkan oleh melemahnya permintaan.
Perusahaan yang juga dikenal dengan sebutan Antam itu menghasilkan sekitar 3.700 metrik ton nikel besi, 700 kilogram emas, 200 ribu metrik ton bauksit, kata Presiden Direktur Alwin Syah Loebis di Jakarta. Pada kuartal pertama 2008, perusahaan itu memproduksi 4.362 ton nikel besi, 935 kilogram emas, dan 181.141 metrik ton bauksit.
- Detail
- Dilihat: 5739
Manfaatkan Pasir Besi Dukung Industri Baja
Â
KALIMANTAN Selatan kaya berbagai sumber daya alam (SDA). Seperti hasil hutan, batu bara, intan, emas dan pasir besi. (Oleh: Anton Kuswoyo)
Sumber daya alam tersebut tentunya perlu pengolahan yang tepat agar lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar maupun daerah. Daerah ini memiliki potensi pasir besi sangat besar yang tersebar di beberapa kabupaten. Selama ini, masyarakat hanya memanfaatkannya sebagai bahan campuran bangunan.
Karakter pasir besi di Kalsel mempunyai kadar Ferum (Fe) yang sangat rendah, sekitar 40-50 persen. Mengandung berbagai bahan pengotor seperti Titanium (Ti), Vanadium (V), Nikel (Ni), dan Cobalt (Co). Bahan pengotor tersebut menyebabkan pasir besi tidak efisien jika diolah menjadi besi baja. Harganya rendah, sehingga tidak menarik untuk ditambang secara besar-besaran.
- Detail
- Dilihat: 2524
APBI Minta Indeks Batu Bara Fleksibel
JAKARTA - Rencana penetapan indeks harga jual batu bara membuat industri tambang itu waswas. Pasalnya, jika harga yang ditetapkan terlalu tinggi, pengusaha khawatir akan kesulitan menjual batu bara.
Chairman Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Bob Kamandanu berharap indeks harga itu tidak akan bersifat mengikat. ''Indeks itu harus fleksibel,'' ujarnya di sela acara Indo Green Forestry Expo 2009 di Jakarta kemarin (14/4).